Andalusia dan Masa-Masa Kejayaan Islam

Spanyol merupakan tempat berkumpulnya deretan klub sepak bola besar, gudangnya atlit dunia, dan aksi berani matador. Tahukah kamu, dibalik segala gemerlap kepopulerannya, dahulu Spanyol adalah pusat perkembangan islam terbesar di benua Eropa. Di era kejayaan Bani Ummayah, negeri yang terletak di semenanjung Iberia ini dikenal juga dengan nama Al Andalus yang berarti menjadi hijau saat akhir musim panas.

Al Andalus atau Andalusia merupakan sebuah negeri di semenanjung Iberia yang dikuasai bangsa Moor dari Afrika Utara antara tahun 711-1992. Andalusia meliputi Spanyol, Portugal dan Perancis bagian selatan. Kemelut yang terjadi dalam tubuh kerajaan Visigoth yang berkuasa di saat itu dimanfaatkan oleh salah seorang khalifah dari Bani Ummayah II yaitu Thariq Bin Ziyad. Membawa 7000 orang pasukan, Thariq bin Ziyad mendarat di sebuah gunung sebelum menyebrangi sebuah selat, tempat tersebut kemudia dikenal dengan jabal Thariq atau Giblar Tar.

Thariq dan pasukannya terus menaklukan kota-kota penting, seperti: Cordoba, Granada dan Toledo. Dengan kekuatan pasukan yang lebih sedikit dibandingkan pasukan Ghotic. Bersama Musa bin Nushair, Thariq bin Ziyad berhasil menaklukan seluruh kota penting di Spanyol. Kemenangan tentara islam meluas sampai wilayah Perancis Tengah dan Italia.

Allah SWT. berfirman:
Dan Dia menundukan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu beanr-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kamu yang berpikir. “ (QS. Al Jaatsiyah:13)

Di Spanyol, islam berkuasa hampir 8 abad. Dinasti Ummayah II menjadi penguasa tunggal sekaligus kekausaan paling maju dan stabil didaratan Eropa. Namun masa keemasan dan sosial politik ini tidaklah abadi. Pada tahun 1000-an Masehi, kerajaan ini runtuh dan terpecah-pecah menjadi beberapa negara kecil yang disebut Tha’ifah. Tha’ifah-Tha’ifah muslim memiliki otonomi masing-masing sehingga sangat rentan untuk diserang.  Satu-satu Tha’ifah berhasil ditaklukan oleh kerajaan-kerajaan kristen di Eropa yang dikenal dengan kejadian “Reconquista” (penaklukan kembali). Akhirnya hanya tersisa satu kerajaan islam di ujung selatan tanah Andalusia yaitu kerajaan Granada.

Granada menjadi benteng terakhir kerajaan islam di Spanyol. Letak geografisnya yang terletak di kaki pegunungan Siera Nevada menjadi benteng alami pelindung kerajaan. Namun, ternyata kehancuran Granada berasal dari dalam isatana sendiri. Sultan Muhammad bin Al Ahmad anak dari Sultan Granada memberontak dan memicu perang sodara. Situasi ini dimanfaatkan pihak musuh untuk menyerang Granada, dan akhirnya pada tahun 1491 Sultan Muhammad terpaksa menyerahkan Granada, cahaya islam pun menghilang dari Benua Biru.

Andalusia dan Masa-Masa Kejayaan Islam


Namun sisa-sisa kejayaan islam di Spanyol tidak musnah begitu saja. Istana Al Hamra seluas 13 hektar masih kokoh berdiri. Dalam bahasa Arab, Al Hamra berarti merah. Nama ini mengacu pada material bangunan istana yang berwarna merah bata. Komplek Al Hamra tak hanya sekedar istana dan benteng, namun lebih menyerupai sebuah kota lengkap dengan pusat pemerintahannya, sekolahan, serta perumahan. Komplek ini pernah menjadi tempat bermukim bagi 40.000 orang. Setiap bangunan menyimpan sejarah penting perjalanan islam di Andalusia. Kini bangunan Al Hamra menjadi salah satu pusat tujuan wisata dunia.

Satu peninggalan Andalusia yang juga terlihat adalah mosque Cordoba atau masjid agung Cordoba. Setelah pemerintahan Cordoba kembali ke tangan Khatolik, Masque dialih pungsikan menjadi Cathedral. Namun kemegahan akan sejarah kebersaran islam masih terasa kental disini.


Tak heran jika sampai saat ini Spanyol masih menjadi salah satu tujuan wisata romantisme sejarah kebesaran islam di tanah Al Andalus Eropa.